Penampilan sederhana ini bernama Khaidir yang dlahirkan di Sei
Guntung Kec.Kateman yaitu Inhil Riau Taga Raja tanggal 15 Juni 1983 anak ketiga
dari ayah bernama Harun bin H.Ali dan ibu Nurmah binti Anwari dengan enam adik
kakak yaitu Jauhari, Muhklisin, dan adek Masrintan M.Tarmizi dan Siti Maryam,
istri bernama Susi Hariyanti dengan seorang anak wanita bernama Fathimah Azzahra. nama yang
akrab dikalangan teman dan sahabatnya
adalah Khaidir. Kampung asalnya Desa Panjaliah nama kampung yang ada di Sei
Guntung Kec.Kateman Inhil Riau dengan suku Banjar Masin, besar dan menempuh
pendidikan di Kota Tembilahan dan Kuala Tungkal Jambi.
Pendidikan yang
pernah ditempuhnya yaitu SDN 025 yang
ada di desa Panjaliah Sei guntung, ketika di kelas II dia harus meninggalkan desa panjaliahbersama ayah ibunya pindah ke Sei
Guntung, bersekolah di SDN 010 Se Guntung hanya satu tahun dan kembali lagi pindah
ke Desa Panjaliah, SD diselesaikan di SDN 025, dilanjutkan ke MTs Pondok
Pesantren Ar-Rasyid Simpang Tiga Sungai Luar daerah Tembilahan selama tiga
tahun diselesaikan tahun 1999, dan dilanjutkan Sekolah Aliyah Pondok Pesantren
Sabilal Muhtadin hanya satu tahun, dikarenakan sakit yang lama hampir satu
tahun, dia dibawa pulang kampung oleh ayah ke desa panjaliah, setelah sembuh
total ia melanjutkan kembali menimba ilmu kepondok pesantren
Al-Baqiatusshalihat di Kuala Tungkal jambi
selama enam tahun, diselesaikan tahun 2006 dan menyempatkan mengikuti sekolah Madrasah
Aliyah Keagamaan Kuala Tungkal, setelah menyelesaikan belajar dikuala tungkal
dia harus pulang kembali ke desa panjaliah harus mandiri dengan bekerja
membantu abang kurang lebih empat bulan, kemudian dia pergi meninggalkan Sei Guntung menuju Batam, di Kota Batam dia
berkiprah sebagai Mu’Azzin dan Guru TPQ di Masid Amanatul Haq Tiban Kampung
Selama satu Tahun, kemudian dia pindah ke Tiban Baru diangkat menjadi Imam
Masjid Al-Aqsha dan Guru TPQ di Perumahan Mutiara View, pada akhir tahun 2008
melanjutkan kuliah di Ibnu Sina Batam dan diselesaikan pada tahun 2012.
Sejak dibangku
kuliah Ibnu Sina Batam semester dua mengenal seorang wanita yang sama-sama
aktif kuliah, bernama Susi Hariyanti, beberapa bulan kemudian kami
melangsungkan pernikahan pada tanggal 25 september 2009 di Nagari Desa Baru
Kabupaten Pasaman Barat.
Pada semester enam
tahun 2011 mulai aktif sebagai guru di SDIT Asy-Syuuraa Sagulung, dia mengajar
PAI (Pendidikan Agama Islam) dan TTQ (Tahsin Tahfidz Qur’an) pada tahun
pelajaran 2012-2013 dia diangkat sebagai wali kelas empat, dia harus menempuh
perjalanan dari Tiban ke Sagulung dengan jarak lumayan jauh pada tahun 2014 dia
memutuskan untuk pindah ke SDIT Al-Azhar 2 yang jaraknya lebih dekat dengan
tempat tinggal supaya dapat melanjutkan tugas dimasjid sebagai Imam dan Guru TPQ.
Khaidir, demikian
akrab disapa, selain sebagai pendidik aktif dalam kegiantan Ipim (Ikatan
persaudaraan Imam Masjid) dan BMG (Badan Musyawarah Guru) dan sekerang diangkat
sebagai Koordinator kelurahan TPQ Tiban Baru.
Motto hidupnya sangat sederhana, bisa memberi manfaat buat
orang lain dengan potensi yang dimiliki, semua itu hanya bisa dilakukan dengan pendidikan
yang berkualitas. Dia menceritakan bahwa karena kegigihan orang tuanyalah untuk mendidiknya dengan segala kesusahan dan derai
air mata tapi akhirnya berhasil mengantarkannya sebagai sarjana. Sebagai modal hidup
di duniaini, sehingga dapat dikatakan tak bisa membalas dan mengukur jasa orangtua yang
telah mengantarkan kesuksesannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar